Perjalanan
Perjalanan bagiku selalu menyenangkan.
Tidak hanya menantikan untuk tiba di tempat yang dituju, namun 'perjalanan' itu sendiri yang sebenernya selalu kunikmati.
Melewati berbagai tempat, melihat berbagai hal menjadi pengalaman tersendiri yang apabila bisa kita resapi lebih dalam, maka akan memberikan makna tersendiri.
Sejak Kamis, 18 Maret kemarin, aku kembali menempuh perjalanan yang sebenernya bukan lah rute baru bagiku... namun, setelah hampir satu tahun penuh tidak pernah menikmati perjalanan jauh, bagiku ini merupakan suatu hal yang menyenangkan. Melepaskan diri dari segala rutinitas kantor, maupun kehidupan sosial lainnya.... mencari hal-hal baru yang akan ditemui pada setiap jengkal perjalananku kali ini.
Rute yang ditempuh kali ini Denpasar-Jakarta-Depok-Bandung.
Perjalanan dari Denpasar ke Jakarta ku tempuh dengan Pesawat Udara, duduk disebelahku seorang pria yang kemudian kuketahui namanya Yudi, orang medan.... sama seperti aku.
Ketemu orang yang berasal dari kampung halaman serasa bertemu dengan kerabat sendiri.
Logat medan yang udah 9 tahun jarang ku gunakan pun...kali ini keluar lagi....
Kita ngobrol panjang lebar dari mulai harga tanah, preman sampai ngobrolin Jendral (Purn) Sutanto, mantan Kapolri yang rupanya pernah menjabat sebagai Kapolda Sumut. Oh...serasa pulang ke kampung halaman. Sayang perkenalan kami hanya terbatas 2 jam saja, karena bang Yudi harus melanjutkan perjalanan ke Medan, sedangkan aku harus lanjut ke Depok untuk mengikuti Workshop Data Center dengan Menggunakan LDAP.
Dari Cengkareng naik shutle bus menuju Gambir, kemudian naik Busway.
Ada hal yang menarik ketika menikmati layanan jasa busway tersebut.
Dari belakang dan dari kaca spion kuperhatikan dan kusadari bahwa drivernya adalah seorang wanita.
Wah.... wah.... bener bener hebat.
Seorang wanita yang identik dengan keindahan, kelembutan kali ini dengan perkasanya mengendalikan sebuah busway yang besar.... keselamatan puluhan penumpang pun otomatis berada di pundaknya. Klo boleh aku istilahkan "Beauty and The Beast", si cantik sopir busway.....
Entah emang bakat, hobby atau memang tuntutan kehidupan jakarta yang memaksa para wanita cantik itu menjadi sopir bus.... kenapa tidak tinggal saja dirumah, mengurus anak, mengurus suami..... well mungkin inilah yang dimaksud dengan Emansipasi Wanita.
Meski berprofesi sebagai sopir bus, namun tetap saja karakter seorang wanita tidak bisa lepas darinya. Hal ini terlihat ketika bus yang dikemudikannya berpapasan dengan busway lain.... tiba-tiba saja ia melambaikan tangannya dengan gaya khas seorang wanita,... bukan seperti lambaian tangan ketika mengantarkan orang yang mau pergi.... dan diketahui ternyata sopir bus yang barusan berpapasan adalah seorang wanita juga... mungkin temannya. Hahaha.... dasar wanita. Klo sopirnya laki-laki mana ada melambaikan tangan klo berpapasan ama bus yg lain....
Yup.... thats a woman...
Tidak hanya di busway, ternyata sesampainya di terminal kampung melayu, aku kembali menjumpai wanita yang berprofesi sebagai supir... kali ini sopir angkot. Wah wah.... kayaknya memang ini zamannya emansipasi wanita.... dan memang ini adalah tuntutan hidup di Ibukota.
0 komentar:
Post a Comment